Oleh KH. Syarif Rakhmat
"Cebong" atau "Kecebong" (Sunda:Buruy) dalam bahasa Jawa berarti "Anak Katak". Di usia dewasa, Cebong dikenal sebagai makhluk yg rajin bertasbih me-Maha-Sucikan Allah.
Dalam sebuah Hadis dikemukakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لا تقتلوا الصفادع فان نقيقها تسبيح
Artinya: "Janganlah kalian membunuh katak karena sesunghuhnya kotekannya itu adalah tasbih" (HR Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman)
Dalam Hadis lain dikatakan:
لَا تَقْتُلُوا الضِّفْدَعَ , فَإِنَّهَا مَرَّتْ بِنَارِ إبْرَاهِيمَ عليه السلام فَحَمَلَتْ فِي أَفْوَاهِهَا الْمَاءَ وَرَشَّتْ بِهِ عَلَى النَّارِ
artinya: "Jangan kalian membunuh katak. Karena sesungguhnya ia melintasi api yang membakar nabi Ibrahim, membawa air dengan mulutnya dan memercikannya ke arah api“. (HR. Imam Baihaqi)
Jangan sekali kali merendahkan "Cebong: dg mempergunakannya sebagai alat mengolok olok sesamamu. Sungguh tak akan menghina "Cebong" kecuali orang jauh dari tuntunan Allah. Dan ketahuilah, makhluk yg kau hina itu mampu memadamkan api. Apakah kau kira ia tak dapat mengalahkan kamu?" (Bekasi, Sabtu 14 Juli 2018 jam 18:48)
0 komentar: