Aku dulu sering bingung ketika ngaji ilmu Nahwu Sharaf, dan gak ada Kiai yang menjelaskan tentang kebingungan saya.
Dari berbagai kitab kuning yang saya kaji, seperti Amtsilatu al-Tashrifiyah, Nadzmil Maqshud, Jurumiyah, Imrithi, Alfiyah ibn Malik, Taswiq al-Khalan, Jauhar al-Maknun, dll. Sering ada perdebatan pendapat antara Ulama Bashrah dan Kuffah atau bahasa santrinya Bishriyyin dan Kuffiyyin.
Kebingungan saya, kenapa bisa beda pendapat apakah ada latar belakang biografi yang berbeda. Misalnya ada pendapat Imam Zamakhsari tentang harfu "Lan" kata Zamakhsari "Lan" itu Nafyun Abadan / Lita'biidin Nafyi, Zamakhsari ini punya latar belakang Mutazilah, sehingga berbeda dengan pandangan Ibn Aqil yang berpendapat bahwa "Lan" Amil Nashib ini adalah Nafyun Mustaqbal.
Bukan hanya berhenti di situ, kadang kita juga bingung dengan ilmu yang lainnya ada Syair di kitab Ta'lim al-Muta'allim yang berbunyi; "Sakautu Ilaa al-Waki' Suu'a Hifdzi # Fa arsyadani Ilaa Tarki al-Ma'aashi". Ini syairnya Imam as-Syafi'i, yang saya tanyakan Imam Syafi'i ini bertanya pada siapa? Imam Waki' itu siapa? Ternyata pas saya kaji lagi Imam Waki' gurunya as-Syafi'i ini adalah Imam dari kalangan Madzhab Ahlu al-Bayt yang saat ini sering kita pahami sebagai aliran Syi'ah.
Kembali ke permasalahan Bashrah dan Kuffah tadi, di telinga kita pasti sangat melekat antara Bashrah dengan Imam Syibawaih seperti lekatnya Imam al-Kisa'i dengan kubu Kuffah. Kedua Imam ini berguru terhadap Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, Al-Khalil ini menurut riwayat yang ada beliau adalah Ulama Pakar gramatikal bahasa Arab yang bermazhab Syiah, begitu juga dengan al-Kisa'i dalam bidang hadits al-Kasa'i lebih banyak menukil hadits dari Imam Ja'far as-Shadiq, dan juga Imam Syibawaih seorang ulama Nahwu terkemuka yang lahir di tanah Karbala. Kiai kita tak pernah menyampaikan dan menjelaskan masalah ini, mungkin karena lebih penting subtansinya dari pada membahas masalah perbandingan Madzhabnya.
Hal ini menggambarkan, bahwa ulama kita dulu sangat menjunjung tinggi nilai persatuan dalam keilmuan dan akhlak, ulama satu dan lainnya saling mengendorsment karya-karya dan keilmuannya, meskipun berbeda pendapat yang prinsipil sekalipun.
Yuk, kita jaga persatuan tak ada lagi Sunni tak ada lagi Syiah, yang ada hanya lah Islam yang satu semua bermuara pada sumber yang sama. Hentikan tuduhan-tuduhan kafir mengkafirkan, Bid'ah membid'ahkan dll. Itu gak baik.
0 komentar: