Sunday, April 15, 2018

HUMOR GUS DUR (1)

Gus Dur tertawa



Gus Dur dikenal sebagain Ulama, politisi, intelektual, dan pelawak. Bagi nahdliyyin lawakan adalah cara mencerdaskan otak, karena lawakan atau komedi adalah hasil dari imajinasi pikiran kita. Gus Dur salah satu tokoh NU yang lawakannya cerdas dan bikin otak fresh, ini menandakan IQ Gus Dur yang di atas rata-rata.

Ini adalah humor Gus Dur bagian 1:



Gus Dur Merengut, Dolar Naik

"Gus Dur" kata Tedjo, "saat ini Anda dilarang merengut, loh".

"Lho, emang kenapa?"

"Sebab, begitu Anda merengut, dolar naik?"

"Senyum aja kok report-report," sahut Gus Dur sambil terbahak.

Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.

Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.

“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

Untung Banyak Slamet

Ketika menemui Alan Greenspan, Gubernur Bank Sentral AS, Gubernur BI Sjahril Sabirin bertanya kenapa ekonomi Amerika bisa begitu kuat dibandingkan dengan Indonesia?

"Di Amerika ini kami punya Johnny Cash (penyanyi ternama dari LAs Vegas), Bob Hope (komedian terkenal), dan Stevie Wonder (penyanyi kulit hitam yang sangat hebat)," jawab Greenspan dengan mimik serius. "Tapi, Sjahrir, di Indonesia kalian tidak punya Cash (uang tunai), tak punya Hope (harapan), dan tidak memiliki Wonder (keajaiban)!"

Mendengar jawaban itu, Sjahrir hanya manggut-manggut. Sekembalinya ke Indonesia, ia menghadap Presiden Abdurrahman Wahid. "Bapak Presiden, ketika di Amerika Serikat saya sempat bertemu dengan Greenspan," ungkap Sjahrir. "Bnayak hal yang saya tanyakan kepadanya, termasuk soal kenapa perekonomian bangsa kita tidak sekokoh bangsa Amerika. Ternyata, menurut Greenspan, kuncinya cuma pada Cash, Hope, dan Wonder, yang tidak kita miliki."

Gus Dur hanya menanggapi dengan enteng: "Ah gitu aja kok repot, wong kita masih punya banyak Slamet dan Untung kok."

Tekhal dan Makhelang

Pada perjalanan keliling Eropa selama 17 hari ke 13 negara itu, Gus Dur juga ketemu Ratu Beatrix di negerinya, Belanda. Saat jamuan makan, Ratu bertanya, apakah di Indonesia sisa-sisa kebudayaan Belanda masih terasa?

"O, ya, banyak sekali," jawab Gus Dur

"Misalnya apa?"

"Misalnya dalam soal bahasa. Generasi tua masih banyak yang berbahasa Belanda. Maka pernah ada percakapan antara seorang tua dan seorang anak muda,"

"Asal bapak dari mana?', tanya si anak muda,

Jawab si orang tua: Tekhal (Tegal).

Lalu si orang tua balik bertanya, 'Kalau kamu, dari mana?'

Anak muda itu menjawab: "Makhellang, khekk!"

Ratu Beatrix ketawa, mendengar khekk yang seperti orang tercekik itu.

Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: