Gus Dur tertawa |
Gus Dur dikenal sebagain Ulama, politisi,
intelektual, dan pelawak. Bagi nahdliyyin lawakan adalah cara mencerdaskan
otak, karena lawakan atau komedi adalah hasil dari imajinasi pikiran kita. Gus Dur
salah satu tokoh NU yang lawakannya cerdas dan bikin otak fresh, ini menandakan
IQ Gus Dur yang di atas rata-rata.
Ini adalah humor Gus Dur bagian 1:
Gus Dur Merengut, Dolar Naik
"Gus Dur" kata Tedjo, "saat ini Anda dilarang
merengut, loh".
"Lho, emang kenapa?"
"Sebab, begitu Anda merengut, dolar naik?"
"Senyum aja kok report-report," sahut Gus Dur
sambil terbahak.
Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada
Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya
banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur,
Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah
dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang
becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak
tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong.
Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan
ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca
maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,”
jawab si tukang becak sambil cengengesan.
Untung Banyak Slamet
Ketika menemui Alan Greenspan, Gubernur Bank Sentral AS,
Gubernur BI Sjahril Sabirin bertanya kenapa ekonomi Amerika bisa begitu kuat
dibandingkan dengan Indonesia?
"Di Amerika ini kami punya Johnny Cash (penyanyi
ternama dari LAs Vegas), Bob Hope (komedian terkenal), dan Stevie Wonder
(penyanyi kulit hitam yang sangat hebat)," jawab Greenspan dengan mimik
serius. "Tapi, Sjahrir, di Indonesia kalian tidak punya Cash (uang tunai),
tak punya Hope (harapan), dan tidak memiliki Wonder (keajaiban)!"
Mendengar jawaban itu, Sjahrir hanya manggut-manggut.
Sekembalinya ke Indonesia, ia menghadap Presiden Abdurrahman Wahid. "Bapak
Presiden, ketika di Amerika Serikat saya sempat bertemu dengan Greenspan,"
ungkap Sjahrir. "Bnayak hal yang saya tanyakan kepadanya, termasuk soal
kenapa perekonomian bangsa kita tidak sekokoh bangsa Amerika. Ternyata, menurut
Greenspan, kuncinya cuma pada Cash, Hope, dan Wonder, yang tidak kita
miliki."
Gus Dur hanya menanggapi dengan enteng: "Ah gitu aja
kok repot, wong kita masih punya banyak Slamet dan Untung kok."
Tekhal dan Makhelang
Pada perjalanan keliling Eropa selama 17 hari ke 13 negara
itu, Gus Dur juga ketemu Ratu Beatrix di negerinya, Belanda. Saat jamuan makan,
Ratu bertanya, apakah di Indonesia sisa-sisa kebudayaan Belanda masih terasa?
"O, ya, banyak sekali," jawab Gus Dur
"Misalnya apa?"
"Misalnya dalam soal bahasa. Generasi tua masih banyak
yang berbahasa Belanda. Maka pernah ada percakapan antara seorang tua dan
seorang anak muda,"
"Asal bapak dari mana?', tanya si anak muda,
Jawab si orang tua: Tekhal (Tegal).
Lalu si orang tua balik bertanya, 'Kalau kamu, dari mana?'
Anak muda itu menjawab: "Makhellang, khekk!"
Ratu Beatrix ketawa, mendengar khekk yang
seperti orang tercekik itu.
0 komentar: