Friday, April 20, 2018

CAPRES MEDIOKER DAN CAWAPRES OVERCONFIDENT

Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar

Pulang malu tak pulang rindu, kira-kira seperti itu kalimat yang tertulis di mobil-mobil truk pengangkut kayu yang telah menginspirasi lagu Armada. Istilah itu, ibarat seorang nelayan yang takut mengarungi lautan hanya karena ombak sedikit pasang. Tapi ia harus mencari ikan, tak mungkin pula bertangan hampa menahan malu. Akhirnya ia menggantung di tengah, antara daratan dan gulungan ombak samudera.

Nelayan "tanggung" seperti itu akan pada akhirnya mendarat dan membuat kisah besar bagaimana harus bertarung melawan pasang ombak raksasa, dan pada akhirnya: kalah. Gagal.

Dalam psikologi, inilah masa di mana manusia kecil merasa dewasa. Gimana sih, anak kecil ingin dianggap anak dewasa, atau orang miskin ingin dianggap kaya atau belagu kaya, iya gak? Dan karena itu, maka tingkah lakunya menggelikan. Ingin berbuat besar tapi hanya sampai pada kata-kata.

Maka kita menyebutnya dengan istilah Manusia "Nanggung", dalam istilah sepak bola ada klub B, atau klub yang di sebut bagus tidak; - jelek juga tidak, istilah ini disebut MEDIOKER.  Manusia seperti ini, adalah manusia dengan karakter dan perilaku yang SELALU GAGAL menunjukkan kesejatiannya, inkapabel, tapi selalu mengharap dihargai setinggi mungkin. Pada situasi sosial termutakhir, kita sering menemukan model manusia seperti ini. Ya, entah itu siapa, tergantung lingkungan anda.

Itu yang pertama tipe manusia MEDIOKER. Kedua ada manusia OVERCONFIDENT (kepedean bangeeet), ibarat you mau deketin cewek tapi pakai jurus klaim, ngerti gak? Jadi gini, umpamanya you diceng-cengin sama temen you "karena jomblo", akhirnya you klaim salah satu cewek di kampus you "bahwa dia pacar you", yang padahal cewek itu gak suka sama you. Perasaan kayak gini kan berat banget, beban moral jadi jomblo itu, apalagi cawapres jomblo. Uh....!!!

Tapi, cawapres jomblo "klaim" itu biasanya sok-sokan jadi manusia sejati. Berakrobat dan bermanuver demi integritas pribadi dan kelompoknya. Namun, hebatnya dia gak "Nanggung" kayak Capres Medioker tadi, si petahana belum ada keputusan saja sudah deklarasi untuk mendampinginya di priode selanjutnya. Hahaha.

Get over yourself! Bro!

Dari keduanya, ketika ukuran-ukuran kesejatiannya, integritas pribadinya, atau standar normatifnya, dan elektabilitasnya mengalami kerancuan, maka muncul sebagai manusia yang mencitrakan dirinya entah lewat mimbar agama, panggung orasi, headline surat kabar, atau TV Commercials. Kalau tidak seperti itu, ia bisa "noone" atau tak lebih dari kurcaci.



Tapi masyarakat gamang, akan mudah menerima pencitraan itu, bahkan memujanya sambil mengarak-araknya di tengah kerumunan masa, atau mengangkatnya sebagai seorang panglima yang tak perlu ada istilah panglima di terma itu.
Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: