Perempuan Fathimiyah di Iran |
Salah satu diantara Syubhat para pembenci Syi’ah [baik
dari kalangan nashibiy atau selainnya] adalah Syi’ah mengkafirkan mayoritas
sahabat Nabi kecuali tiga orang. Mereka mengutip beberapa hadis dalam kitab Syi’ah
untuk menunjukkan syubhat tersebut.
Dalam tulisan ini akan kami tunjukkan bahwa syubhat
tersebut dusta, yang benar di sisi mazhab Syi’ah adalah para sahabat Nabi telah
tersesat dalam perkara Imamah Aliy bin Abi Thalib [‘alaihis salaam] tetapi itu
tidak mengeluarkan mereka dari Islam dan terlepas dari perkara Imamah cukup
banyak para sahabat Nabi yang dipuji oleh Imam Ahlul Bait [‘alaihis salaam].
Dalam pembahasan ini akan dibahas hadis-hadis mazhab
Syi’ah yang sering dijadikan hujjah untuk menunjukkan kekafiran mayoritas
sahabat Nabi. Hadis-hadis tersebut terbagi menjadi dua yaitu:
- Hadis
yang dengan jelas menggunakan lafaz “murtad”.
- Hadis
yang tidak menggunakan lafaz “murtad”.
Hadis Dengan Lafaz Murtad.
Hadis yang menggunakan lafaz murtad dalam masalah ini
ada lima hadis, empat hadis kedudukannya dhaif dan satu hadis mengandung illat
[cacat] sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Berikut hadis-hadis yang
dimaksud.
Riwayat Pertama:
علي بن الحكم عن سيف بن عميرة عن أبي بكر الحضرمي قال قال أبو جعفر (عليه السلام) ارتد الناس إلا ثلاثة نفر سلمان و أبو ذر و المقداد. قال قلت فعمار ؟ قال قد كان جاض جيضة ثم رجع، ثم قال إن أردت الذي لم يشك و لم يدخله شيء فالمقداد، فأما سلمان فإنه عرض في قلبه عارض أن عند أمير المؤمنين (عليه السلام) اسم الله الأعظم لو تكلم به لأخذتهم الأرض و هو هكذا فلبب و وجئت عنقه حتى تركت كالسلقة فمر به أمير المؤمنين (عليه السلام) فقال له يا أبا عبد الله هذا من ذاك بايع فبايع و أما أبو ذر فأمره أمير المؤمنين (عليه السلام) بالسكوت و لم يكن يأخذه في الله لومة لائم فأبى إلا أن يتكلم فمر به عثمان فأمر به، ثم أناب الناس بعد فكان أول من أناب أبو ساسان الأنصاري و أبو عمرة و شتيرة و كانوا سبعة، فلم يكن يعرف حق أمير المؤمنين (عليه السلام) إلا هؤلاء السبعة
Aliy bin Al Hakam dari Saif bin Umairah dari Abi Bakar
Al Hadhramiy yang berkata Abu Ja’far [‘alaihis salaam] berkata orang-orang
murtad kecuali tiga yaitu Salman, Abu Dzar dan Miqdaad. Aku berkata ‘Ammar?.
Beliau berkata “sungguh ia telah berpaling kemudian kembali” kemudian Beliau
berkata “sesungguhnya orang yang tidak ada keraguan didalamnya sedikitpun adalah
Miqdaad, adapun Salman bahwasanya ia nampak dalam hatinya nampak bahwa di sisi
Amirul Mukminin [‘alaihis salaam] terdapat nama Allah yang paling agung yang
seandainya ia meminta dengannya maka bumi akan menelan mereka. Dia ditangkap
dan diikat lehernya sampai meninggalkan bekas, ketika Amirul mukminin
melintasinya, Ia berkata kepadanya [Salman] “wahai Abu ‘Abdullah, inilah akibat
perkara ini, berbaiatlah” maka ia berbaiat. Adapun Abu Dzar maka Amirul
Mukminin [‘alaihis salaam] memerintahkannya untuk diam dan tidak terpengaruh
dengan celaan para pencela di jalan Allah, ia menolak dan berbicara maka ketika
Utsman melintasinya ia memerintahkan dengannya, kemudian orang-orang kembali
setelah itudan mereka yang pertama kembali adalah Abu Saasaan Al Anshariy, Abu
‘Amrah dan Syutairah maka mereka jadi bertujuh, tidak ada yang mengenal hak
Amirul Mukminin [‘alaihis salaam] kecuali mereka bertujuh [Rijal Al Kasyiy 1/47
no 24].
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya dhaif karena
terputus Antara Al Kasyiy dan Aliy bin Al Hakaam. Syaikh Ja’far Syubhaaniy
berkata:
وكفى في ضعفها أن الكشي من أعلام القرن الرابع الهجري القمري ، فلا يصح أن يروي عن علي بن الحكم ، سواء أكان المراد منه الأنباري الراوي عن ابن عميرة المتوفى عام ( 217 ه) أو كان المراد الزبيري الذي عده الشيخ من أصحاب الرضا ( عليه السلام ) المتوفى عام 203
Dan cukup untuk melemahkannya bahwa Al Kasyiy termasuk
ulama abad keempat Hijrah maka tidak shahih ia meriwayatkan dari Aliy bin Al
Hakam, jika yang dimaksud adalah Al Anbariy yang meriwayatkan dari Ibnu Umairah
maka ia wafat tahun 217 atau jika yang dimaksud adalah Az Zubairiy yang
disebutkan Syaikh dalam sahabat Imam Ar Ridha [‘alaihis salaam] maka ia wafat
tahun 203 H [Adhwaa ‘Ala ‘Aqa’id Syi’ah Al Imamiyah, Syaikh Ja’far Syubhaaniy
hal 523].
Disebutkan riwayat di atas oleh Al Mufiid dalam Al
Ikhtishaash dengan sanad yang bersambung hingga Aliy bin Al Hakam, berikut
sanadnya:
علي بن الحسين بن يوسف، عن محمد بن الحسن، عن محمد بن الحسن الصفار، عن محمد بن إسماعيل، عن علي بن الحكم، عن سيف بن عميرة، عن أبي بكر الحضرمي قال: قال أبوجعفر عليه السلام: ارتد الناس إلا ثلاثة نفر: سلمان وأبوذر، والمقداد
Aliy bin Husain bin Yuusuf dari Muhammad bin Hasan
dari Muhammad bin Hasan Ash Shaffaar dari Muhammad bin Isma’iil dari ‘Aliy bin
Al Hakam dari Saif bin ‘Umairah dari Abu Bakar Al Hadhramiy yang berkata Abu
Ja’far [‘alaihis salaam] berkata “orang-orang telah murtad kecuali tiga yaitu
Salmaan, Abu Dzar dan Miqdaad…[Al Ikhtishaash Syaikh Mufiid hal 10]:
Terlepas dari kontroversi mengenai kitab Al
Ikhtishaash Syaikh Mufiid. Riwayat Al Mufiid di atas sanadnya dhaif sampai Aliy
bin Al Hakam karena Aliy bin Husain bin Yuusuf dan Muhammad bin Isma’iil
majhul:
- Aliy
bin Husain bin Yusuf, Syaikh Asy Syahruudiy dalam biografinya menyatakan
“mereka tidak menyebutkannya” [Mustadrakat Ilm Rijal Al Hadits, Syaikh
Aliy Asy Syahruudiy 5/359 no 9957].
- Muhammad
bin Isma’iil Al Qummiy meriwayatkan dari Aliy bin Al Hakam dan telah
meriwayatkan darinya Muhammad bin Yahya [Mu’jam Rijal Al Hadits 16/118 no
10293]. Disebutkan bahwa ia majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits
hal 502]
Kesimpulannya riwayat di atas dhaif tidak tsabit
sanadnya sampai ke Aliy bin Al Hakam maka tidak bisa dijadikan hujjah.
Riwayat Kedua:
محمد بن إسماعيل، قال حدثني الفصل بن شاذان، عن ابن أبي عمير عن إبراهيم بن عبد الحميد، عن أبي بصير، قال: قلت لأبي عبد الله ارتد الناس الا ثلاثة أبو ذر وسلمان والمقداد قال: فقال أبو عبد الله عليه السلام: فأين أبو ساسان وأبو عمرة الأنصاري؟
Muhammad bin Isma’iil berkata telah menceritakan
kepadaku Al Fadhl bin Syadzaan dari Ibnu Abi ‘Umair dari Ibrahiim bin ‘Abdul
Hamiid dari Abi Bashiir yang berkata aku berkata kepada Abu ‘Abdullah
“orang-orang telah murtad kecuali tiga yaitu Abu Dzar, Salmaan dan Miqdaad”. Maka
Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] berkata “maka dimana Abu Saasaan dan Abu ‘Amrah
Al Anshaariy?” [Rijal Al Kasyiy 1/38 no 17].
Riwayat ini sanadnya dhaif karena Muhammad bin
Isma’iil An Naisaburiy yang meriwayatkan dari Fadhl bin Syadzaan adalah seorang
yang majhul [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al Hadits hal 500].
Riwayat Ketiga:
عدة من أصحابنا، عن محمد بن الحسن عن محمد بن الحسن الصفار، عن أيوب بن نوح، عن صفوان بن يحيى، عن مثنى بن الوليد الحناط، عن بريد بن معاوية، عن أبي جعفر عليه السلام قال: ارتد الناس بعد النبي صلى الله عليه وآله إلا ثلاثة نفر: المقداد بن الأسود، وأبو ذر الغفاري وسلمان الفارسي، ثم إن الناس عرفوا ولحقوا بعد
Sekelompok dari sahabat kami dari Muhammad bin Hasan
dari Muhammad bin Hasan Ash Shaffaar dari Ayuub bin Nuuh dari Shafwaan bin
Yahya dari Mutsanna bin Waliid Al Hanaath dari Buraid bin Mu’awiyah dari Abi
Ja’far [‘alaihis salaam] yang berkata “orang-orang telah murtad sepeninggal
Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] keucali tiga yaitu Miqdaad bin Aswad, Abu
Dzar Al Ghifaariy, dan Salman Al Faarisiy kemudian orang-orang mengenal dan
mengikuti setelahnya [Al Ikhtishaas Syaikh Mufiid hal 6]
Riwayat Al Mufiid di atas kedudukannya dhaif karena
tidak dikenal siapakah “sekelompok sahabat” yang dimaksudkan dalam sanad
tersebut.
Riwayat Keempat:
وعنه عن محمد بن الحسن، عن محمد بن الحسن الصفار، عن محمد بن الحسين، عن موسى بن سعدان، عن عبد الله بن القاسم الحضرمي، عن عمرو بن ثابت قال سمعت أبا عبد الله عليه السلام يقول إن النبي صلى الله عليه وآله لما قبض ارتد الناس على أعقابهم كفارا ” إلا ثلاثا ” سلمان والمقداد، وأبو ذر الغفاري، إنه لما قبض رسول الله صلى الله عليه وآله جاء أربعون رجلا ” إلى علي بن أبي طالب عليه السلام فقالوا لا والله لا نعطي أحدا ” طاعة بعدك أبدا “، قال ولم؟ قالوا إنا سمعنا من رسول الله صلى الله عليه وآله فيك يوم غدير [خم]، قال وتفعلون؟ قالوا نعم قال فأتوني غدا ” محلقين، قال فما أتاه إلا هؤلاء الثلاثة، قال وجاءه عمار بن ياسر بعد الظهر فضرب يده على صدره، ثم قال له مالك أن تستيقظ من نومة الغفلة، ارجعوا فلا حاجة لي فيكم أنتم لم تطيعوني في حلق الرأس فكيف تطيعوني في قتال جبال الحديد، ارجعوا فلا حاجة لي فيكم
Dan darinya dari Muhammad bin Hasan dari Muhammad bin
Hasan Ash Shaffaar dari Muhammad bin Husain dari Muusa bin Sa’dan dari
‘Abdullah bin Qaasim Al Hadhramiy dari ‘Amru bin Tsabit yang berkata aku
mendengar ‘Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] mengatakan “Sesungguhnya setelah
Nabi [shallallahu 'alaihi wasallam] wafat, maka orang-orang murtad kecuali tiga
orang yaitu Salman, Miqdad dan Abu Dzar Al Ghiffariy. Sesungguhnya setelah
Rasulullah [shallallahu 'alaihi wasallam] wafat, datanglah empat puluh orang
lelaki kepada Aliy bin Abi Talib. Mereka berkata “Tidak, demi Allah! Selamanya
kami tidak akan mentaati sesiapapun kecuali kepadamu. Beliau berkata Mengapa?.
Mereka berkata “Sesungguhnya kami telah mendengar Rasulullah [shallallahu
'alaihi wasallam] menyampaikan tentangmu pada hari Ghadir [Khum]. Beliau
berkata “apakah kamu semua akan melakukannya?” Mereka berkata “ya”. Beliau
berkata “datanglah kamu besok dengan mencukur kepala”. [Abu ‘Abdillah] berkata
“Tidak datang kepada Ali kecuali mereka bertiga. [Abu ‘Abdillah] berkata:
‘Ammar bin Yasir datang setelah Zuhur. Beliau memukul tangan ke atas dadanya
dan berkata kepada Ammar Mengapa kamu tidak bangkit daripada tidur kelalaian?
Kembalilah kamu, kerana aku tidak memerlukan kamu. Jika kamu tidak mentaati aku
untuk mencukur kepala, lantas bagaimana kamu akan mentaati aku untuk memerangi
gunung besi, kembalilah kamu, aku tidak memerlukan kamu” [Al Ikhtishaash Syaikh
Mufiid hal 6]
Riwayat Syaikh Al Mufiid di atas berdasarkan Ilmu
Rijal Syi’ah sanadnya dhaif jiddan karena Musa bin Sa’dan dan ‘Abdullah bin
Qaasim Al Hadhramiy:
- Muusa bin Sa’dan Al Hanath ia adalah seorang yang dhaif dalam hadis [Rijal An Najasyiy hal 404 no 1072].
- ‘Abdullah
bin Qaasim Al Hadhramiy seorang pendusta dan ghuluw [Rijal An Najasyiy hal
226 no 594].
Riwayat Kelima:
حنان، عن أبيه، عن أبي جعفر (ع) قال: كان الناس أهل ردة بعد النبي (صلى الله عليه وآله) إلا ثلاثة فقلت: ومن الثلاثة؟ فقال: المقداد بن الاسود وأبوذر الغفاري و سلمان الفارسي رحمة الله وبركاته عليهم ثم عرف اناس بعد يسير وقال: هؤلاء الذين دارت عليهم الرحا وأبوا أن يبايعوا حتى جاؤوا بأمير المؤمنين (ع) مكرها فبايع وذلك قول الله تعالى: ” وما محمد إلا رسول قد خلت من قبله الرسل أفإن مات أو قتل انقلبتم على أعقابكم ومن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيئا وسيجزي الله الشاكرين
Hannan dari ayahnya [Sudair], dari Abu Ja‘far
['alaihis salaam] yang berkata “Sesungguhnya orang-orang adalah Ahli riddah
[murtad] setelah Nabi [shallallahu 'alaihi wa alihi] wafat kecuali tiga orang.
[Sudair] berkata ‘Siapa ketiga orang itu?’ Maka Beliau berkata ‘Miqdaad bin
Aswad, Abu Dzar Al Ghifariy dan Salman Al Farisiy [semoga Allah memberikan
rahmat dan barakah kepada mereka]. Kemudian orang-orang mengetahui sesudah itu.
Beliau berkata mereka itulah yang menghadapi segala kesulitan dan tidak
memberikan ba’iat sampai mereka mendatangi Amirul Mukminin ['alaihissalaam]
yang dipaksa mereka memberi ba’iat. Demikianlah yang difirmankan Allah SWT
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang, barang siapa yang berbalik ke belakang maka ia tidak
dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi
balasan kepada orang yang bersyukur [Al Kafiy Al Kulainiy 8/246 no 341].
Sebagian orang mendhaifkan sanad ini dengan mengatakan
bahwa riwayat Al Kulainiy terputus Antara Al Kulainiy dan Hanaan bin Sudair.
Nampaknya hal ini tidak benar berdasarkan penjelasan berikut:
Riwayat di atas juga disebutkan Al Kasyiy dalam kitab
Rijal-nya dengan sanad Dari Hamdawaih dan Ibrahim bin Nashiir dari Muhammad bin
‘Utsman dari Hannan dari Ayahnya dari Abu Ja’far [Rijal Al Kasyiy 1/26 no 12].
Al Majlisiy dalam kitabnya Bihar Al Anwar mengutip hadis Al Kasyiy tersebut
kemudian mengutip sanad Al Kafiy dengan perkataan berikut:
الكافي: علي عن أبيه عن حنان مثله
Al Kafiy : Aliy [bin Ibrahim] dari Ayahnya dari Hanaan
seperti di atas [Bihar Al Anwar 28/237].
Al Kulainiy menyebutkan dalam Al Kafiy pada riwayat
sebelumnya sanad yang sama yaitu nampak dalam riwayat berikut:
علي بن ابراهيم، عن أبيه، عن حنان بن سدير، ومحمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد عن محمد بن إسماعيل، عن حنان بن سدير، عن أبيه قال: سألت أبا جعفر
Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari Hanaan bin Sudair
dan Muhammad bin Yahya dari Ahmad bin Muhammad dari Muhammad bin Isma’iil dari
Hanaan bin Sudair dari Ayahnya yang berkata aku bertanya kepada Abu Ja’far
[‘alaihis salaam]… [Al Kafiy Al Kulainiy 8/246 no 340].
Maka disini dapat dipahami bahwa dalam pandangan Al
Majlisiy sanad utuh riwayat tersebut adalah Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari
Hanaan dari Ayahnya dari Abu Ja’far [‘alaihis salaam]
Sanad ini para perawinya tsiqat selain Sudair bin
Hakiim Ash Shairaafiy, ia tidak dikenal tautsiq-nya dari kalangan ulama
mutaqaddimin Syi’ah tetapi Allamah Al Hilliy telah menyebutkannya dalam bagian
pertama kitabnya yang memuat perawi yang terpuji dan diterima di sisi-nya.
Dalam kitabnya tersebut Al Hilliy juga menukil Sayyid Aliy bin Ahmad Al Aqiiqiy
yang berkata tentang Sudair bahwa ia seorang yang mukhalith [kacau atau tercampur]
[Khulashah Al Aqwaal hal 165 no 3]. Pentahqiq kitab Khulashah Al Aqwal berkata
bahwa lafaz mukhalith tersebut bermakna riwayatnya ma’ruf dan mungkar.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan Allamah Al
Hilliy, Sudair bin Hakiim termasuk perawi yang diterima hanya saja dalam
sebagian riwayatnya kacau sehingga diingkari. Kedudukan perawi seperti ini
tidak bisa dijadikan hujjah jika tafarrud dan tidak diterima hadisnya jika
bertentangan dengan riwayat perawi tsiqat. Berikut riwayat shahih dari Abu
Ja’far [‘alaihis salaam] yang membuktikan keislaman para sahabat pada saat itu.
أبى رحمه الله قال: حدثنا سعد بن عبد الله قال: حدثنا أحمد بن محمد ابن عيسى، عن العباس بن معروف، عن حماد بن عيسى، عن حريز، عن بريد بن معاوية، عن أبي جعفر ” ع ” قال: إن عليا ” ع ” لم يمنعه من أن يدعو الناس إلى نفسه إلا انهم ان يكونوا ضلالا لا يرجعون عن الاسلام أحب إليه من أن يدعوهم فيأبوا عليه فيصيرون كفارا كلهم
Ayahku [rahimahullah] berkata telah menceritakan
kepada kami Sa’d bin ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Muhammad bin Iisa dari ‘Abbaas bin Ma’ruuf dari Hammad bin Iisa dari
Hariiz dari Buraid bin Mu’awiyah dari Abi Ja’far [‘alaihis salaam] yang berkata
sesungguhnya Aliy [‘alaihis salaam], tidak ada yang mencegahnya mengajak
manusia kepadanya kecuali bahwa mereka dalam keadaan tersesat tetapi tidak
keluar dari Islam lebih ia sukai daripada ia mengajak mereka dan mereka
menolaknya maka mereka menjadi kafir seluruhnya [Ilal Asy Syara’i Syaikh Ash
Shaduq 1/150 no 10].
Riwayat Syaikh Ash Shaduq di atas sanadnya shahih
berdasarkan standar Ilmu Rijal Syi’ah berikut keterangan para perawinya:
- Ayah
Syaikh Shaduq adalah ‘Aliy bin Husain bin Musa bn Babawaih Al Qummiy
disebutkan oleh An Najasyiy Syaikh yang faqih dan tsiqat [Rijal An
Najasyiy hal 261 no 684].
- Sa’d
bin ‘Abdullah Al Qummiy adalah seorang yang tsiqat [Al Fahrasat Syaikh Ath
Thuusiy hal 135].
- Ahmad
bin Muhammad bin Iisa Al Qummiy adalah seorang yang tsiqat [Rijal Ath
Thuusiy hal 351].
- ‘Abbaas
bin Ma’ruf Abu Fadhl Al Qummiy seorang yang tsiqat [Rijal An Najasyiy hal
281 no 743].
- Hammaad
bin Iisa Abu Muhammad Al Juhaniy seorang yang tsiqat dalam hadisnya shaduq
[Rijal An Najasyiy hal 142 no 370]
- Hariiz
bin ‘Abdullah As Sijistaniy orang kufah yang tsiqat [Al Fahrasat Syaikh
Ath Thuusiy hal 118].
- Buraid
bin Mu’awiyah meriwayatkan dari Abu Ja’far [‘alaihis salaam] dan Abu
‘Abdullah [‘alaihis salaam], seorang yang tsiqat faqiih [Khulashah Al
Aqwaal Allamah Al Hilliy hal 81-82].
Riwayat Syaikh Ash Shadiq dengan jelas menyatakan
bahwa para sahabat yang tidak membaiat Imam Aliy [‘alaihis salaam] pada saat
itu memang dalam keadaan tersesat tetapi tidak keluar dari Islam.
Hadis Yang Tidak Ada Lafaz Murtad.
Ada dua hadis yang tidak mengandung lafaz “murtad”
hanya menunjukkan bahwa mereka para sahabat meninggalkan baiat atau telah
tersesat dan celaka kecuali tiga orang. Dan berdasarkan hadis shahih sebelumnya
[riwayat Syaikh Ash Shaduq] mereka para sahabat yang tidak membaiat Imam Aliy
adalah orang-orang yang tersesat tetapi tidak keluar dari Islam.
Riwayat Pertama:
محمد بن مسعود، قال حدثني علي بن الحسن بن فضال، قال حدثني العباس ابن عامر، وجعفر بن محمد بن حكيم، عن أبان بن عثمان، عن الحارث النصري بن المغيرة، قال سمعت عبد الملك بن أعين، يسأل أبا عبد الله عليه السلام قال فلم يزل يسأله حتى قال له: فهلك الناس إذا؟ قال: أي والله يا ابن أعين هلك الناس أجمعون قلت من في الشرق ومن في الغرب؟ قال، فقال: انها فتحت على الضلال أي والله هلكوا الا ثلاثة ثم لحق أبو ساسان وعمار وشتيرة وأبو عمرة فصاروا سبعة
Muhammad bin Mas’ud berkata telah menceritakan
kepadaku Aliy bin Hasan bin Fadhl yang berkata telah menceritakan kepadaku
‘Abbas Ibnu ‘Aamir dan Ja’far bin Muhammad bin Hukaim dari Aban bin ‘Utsman
dari Al Harits An Nashriy bin Mughiirah yang berkata aku mendengar ‘Abdul Malik
bin ‘A’yun bertanya kepada Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam], ia tidak
henti-hentinya bertanya kepadanya sampai ia berkata kepadanya “maka orang-orang
telah celaka?”. Beliau berkata “demi Allah, wahai Ibnu A’yun orang-orang telah
celaka seluruhnya”. Aku berkata “orang-orang yang di Timur dan orang-orang yang
di Barat?”. Beliau berkata “sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan, demi
Allah mereka celaka kecuali tiga kemudian diikuti Abu Saasaan, ‘Ammar,
Syutairah dan Abu ‘Amrah hingga mereka jadi bertujuh [Rijal Al Kasyiy 1/34-35
no 14].
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya muwatstsaq para
perawinya tsiqat hanya saja Aliy bin Hasan bin Fadhl disebutkan bahwa ia
bermazhab Fathahiy dan Aban bin ‘Utsman bermazhab menyimpang:
- Muhammad
bin Mas’ud termasuk guru Al Kasyiy dan ia seorang yang tsiqat shaduq
[Rijal An Najasyiy hal 350 no 944].
- Aliy
bin Hasan bin Fadhl orang Kufah yang faqih, terkemuka, tsiqat dan arif
dalam ilmu hadis [Rijal An Najasyiy hal 257 no 676].
- ‘Abbaas
bin ‘Aamir bin Rabah, Abu Fadhl Ats Tsaqafiy seorang syaikh shaduq tsiqat
banyak meriwayatkan hadis [Rijal An Najasyiy hal 281 no 744].
- Abaan
bin ‘Utsman Al Ahmar, Al Hilliy menukil dari Al Kasyiy bahwa terdapat
ijma’ menshahihkan apa yang shahih dari Aban bin ‘Utsman, dan Al Hilliy
berkata “di sisiku riwayatnya diterima dan ia jelek mazhabnya” [Khulashah
Al ‘Aqwaal Allamah Al Hilliy hal 74 no 3].
- Al
Harits bin Mughiirah meriwayatkan dari Abu Ja’far, Ja’far, Musa bin Ja’far
dan Zaid bin Aliy, tsiqat tsiqat [Rijal An Najasyiy hal 139 no 361].
- Abdul
Malik bin A’yun termasuk sahabat Imam Baqir [‘alaihis salaam] dan Imam
Shadiq [‘alaihis salaam], disebutkan dalam riwayat shahih oleh Al Kasyiy
mengenai kebaikannya dan istiqamah-nya [Al Mufiid Min Mu’jam Rijal Al
Hadits hal 356]. Allamah Al Hilliy memasukkannya ke dalam daftar perawi
yang terpuji atau diterima di sisinya [Khulashah Al Aqwaal hal 206 no 5].
Riwayat Al Kasyiy di atas tidak bisa dijadikan hujjah
untuk mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi karena dalam lafaz riwayat-nya memang
tidak terdapat kata-kata kafir atau murtad. Riwayat diatas menjelaskan bahwa
para sahabat telah celaka dan mengalami kesesatan [karena perkara wilayah]
tetapi hal ini tidaklah mengeluarkan mereka dari Islam sebagaimana telah
ditunjukkan riwayat shahih sebelumnya.
Riwayat Kedua:
حمدويه، قال حدثنا أيوب عن محمد بن الفضل وصفوان، عن أبي خالد القماط، عن حمران، قال: قلت لأبي جعفر عليه السلام ما أقلنا لو اجتمعنا على شاة ما أفنيناها! قال، فقال: الا أخبرك بأعجب من ذلك؟ قال، فقلت: بلي. قال: المهاجرون والأنصار ذهبوا (وأشار بيده) الا ثلاثة
Hamdawaih berkata telah menceritakan kepada kami Ayuub
dari Muhammad bin Fadhl dan Shafwaan dari Abi Khalid Al Qamaath dari Hamran
yang berkata aku berkata kepada Abu Ja’far [‘alaihis salaam] “betapa sedikitnya
jumlah kita, seandainya kita berkumpul pada hidangan kambing maka kita tidak
akan menghabiskannya”. Maka Beliau berkata “maukah aku kabarkan kepadamu hal
yang lebih mengherankan daripada itu?”. Aku berkata “ya”. Beliau berkata
“Muhajirin dan Anshar meninggalkan [dan ia berisyarat dengan tangannya] kecuali
tiga [Rijal Al Kasyiy 1/37 no 15].
Riwayat Al Kasyiy di atas sanadnya shahih berdasarkan
standar ilmu Rijal Syi’ah berikut keterangan mengenai para perawinya:
- Hamdawaih
bin Nashiir dia seorang yang memiliki banyak ilmu dan riwayat, tsiqat baik
mazhabnya [Rijal Ath Thuusiy hal 421].
- Ayuub
bin Nuuh bin Daraaj, agung kedudukannya di sisi Abu Hasan dan Abu Muhammad
[‘alaihimus salaam], ma’mun, sangat wara’, banyak beribadah dan tsiqat
dalam riwayatnya [Rijal An Najasyiy hal 102 no 254].
- Shafwaan
bin Yahya Abu Muhammad Al Bajalliy seorang yang tsiqat tsiqat [Rijal An
Najasyiy hal 197 no 524].
- Yaziid
Abu Khalid Al Qammaath seorang yang tsiqat [Rijal An Najasyiy hal 452 no
1223].
- Hamran
bin A’yun termasuk diantara Syaikh-syaikh Syi’ah yang agung dan memiliki
keutamaan yang tidak diragukan tentang mereka [Risalah Fii Alu A’yun
Syaikh Abu Ghalib hal 2].
Riwayat Al Kasyiy di atas juga tidak bisa dijadikan
hujjah untuk mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi karena tidak ada dalam riwayat
tersebut lafaz kafir atau murtad. Riwayat ini menunjukkan bahwa para sahabat
meninggalkan Imam Aliy dan membaiat khalifah Abu Bakar [radiallahu 'anhu]
sepeninggal Nabi [shallallahu 'alaihi wasallam]. Dan sebagaimana disebutkan
dalam riwayat shahih sebelumnya bahwa mereka telah tersesat tetapi hal itu
tidak mengeluarkan mereka dari Islam.
Kesimpulan:
Dalam mazhab Syi’ah, Para sahabat Nabi yang tidak
membaiat Imam Aliy ['alaihis salaam] telah tersesat [kecuali tiga orang] karena
menurut mazhab Syi’ah, Imamah Aliy bin Abi Thalib telah ditetapkan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya. Tetapi walaupun begitu disebutkan juga dalam hadis shahih
mazhab Syi’ah bahwa kesesatan para sahabat tersebut tidaklah mengeluarkan
mereka dari Islam.
0 komentar: