Monday, July 31, 2017

149th DARWIS-DAHLAN; DARI KEJUMUDAN MENUJU PEMBAHARUAN


Sejak mondok saya pernah baca beberapa literatur tentang Muhammadiyah dan Darwis, bahkan ada satu kitab karya KH. Syihabuddin Muhsin Sukahideng Tasikmalaya namanya Kitab Mansurah Diniyah itu kitab murni sekali ajaran Aqidahnya Ahmad Dahlan / Muhammadiyah.

Jujur saya sedikit banyaknya menimba ilmu dari Muhammadiyah, baik secara bertemu langsung (face to face) atau membaca karya-karyanya. Karena pada hakikatnya ilmu itu terbagi dua ada ilmu bil-riwaayah ada ilmu bil-diraayah. Kalau santri pasti tau kedua ilmu itu.

DARWIS ULAMA LINTAS AFILIASI

Muhammad Darwis lahir 1 Agustus 1868, dan hari ini 1 Agustus 2017 sudah 149th umur Muhammad Darwis, dunia mengenalnya Ahmad Dahlan. Meninggal pada 23 Februari 1923, 95th Kang Darwis meninggalkan kita. Allahummagfir Lahu, warhamhu, wa 'afihi wa'fu'anhu. Alfatihah.

Kang Dahlan adalah sosok Ulama, Pengusaha, dan organisatoris. Track record sebagai ulama beliau banyak berguru kepada ulama-ulama Nusantara seperti Syaikh Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Mahfud Termas, dll. Beliau adalah Sahabat karib, Kakak kelas, saudara dekat dari Muhammad Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama.

Ahmad Dahlan juga tidak alergi dengan faham pembaharu Islam seperti Abduh, al-Afghani, Ibn Taimiyah, Rasyid Ridha dll, Bahkan Dahlan sudah bisa menerima hasil karya ilmuan Barat pada masa itu di tengah masyarakat konservatif dan kontra revolusioner terhadap perkembangan zaman.

Bukan hanya Ulama saja, beliau juga seorang pengusaha Batik yang kala itu menjadi profesi yang dominan di Yogyakarta. Sebagai makhluk sosial juga Kang Dahlan aktif bermasyarakat, saling komunikasi, dan interaksi dalam kesehariannya, mengantarkan Dahlan menjadi sosok yang dihormati di masyarakat. Beliau diterima di berbagai organisasi seperti Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad.

MUHAMMADIYAH

Pada tahun 1912 Kang Darwis tercatat dalam ensiklopedi sejarah Indonesia telah membentuk perserikatan Muhammadiyah, sebuah jam'iyah yang bergerak di bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan.

Mendirikan Muhammadiyah banyak tuduhan, intimidasi, dan fitnah dari bebagai elemen masyarakat. Ahmad Dahlan difitnah sebagai Kiai palsu, dituduh dekat dengan kalangan elit priyayi karena kedekatannya dengan Budi Utomo, bahkan Kiai Kafir. Jadi jangan kaget jika kita dituduh kafir, toh dulu juga Kiai kita dituduh kafir. Sabar aja bro!

Kala itu Muhammadiyah dibatasi perkembangannya oleh penguasa Hindia Belanda, bahkan dilegal formalkan berbadan hukum pun baru di sahkan pada tahun 1914. Sebelum terbentuknya Muhammadiyah secara organisasi formal, Muhammadiyah sudah berkembang dan membangun beberapa cabang di Indonesia dengan nama yang berbeda, karena Muhammadiyah hanya diizinkan berkembang di Yogyakarta saja.

Di Pekalongan Muhammadiyah dinamakan Nurul Islam, di Ujung Pandang al-Munir, di Garut Ahmadiyah, di Solo Perkumpulan Shidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF).
Pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Akhirnya, berkembanglah Muhammadiyah di berbagai wilayah di Indonesia dan mendirikan ribuan cabang, lembaga pendidikan, dan rumah sakit. Hebat yah jasa Kiai Ahmad Dahlan.

TEOLOGI AL-MA'UN

Bagi Kang Dahlan, menelantarkan anak yatim dan tidak mengentaskan kemiskinan adalah "PENDUSTA//PENISTA AGAMA". Baginya juga ibadah ritual tanpa sosial "Laa Tuqbal" tidak diterima. Inilah teologi al-Ma'un.

Teologi al-Ma'un adalah Teologi utama yang mendasari berdiri dan berkembangnya Muhammadiyah. Teologi yang didasarkan pada Al-Qur’an (107:1-7) ini seringkali diterjemahkan dalam tiga pilar kerja, yaitu: healing (pelayanan kesehatan), schooling (pendidikan), dan feeding (pelayanan sosial). Teologi ini pulalah yang membuat organisasi ini mampu bertahan hingga 100 tahun dengan memiliki ribuan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan layanan kesejahteraan sosial yang lain.


Bagi saya Kang Dahlan telah memeberikan corak keislaman yang berpikir maju untuk bangsa Indonesia, Kang Dahlan adalah Sang Surya yang senantiasa menyinari bangsa ini dengan segala jasanya dan pengabdiannya. Inilah yang disiratkan dalam al-Qur’an Min al-Dzulumaati ilaa al-Nuur (dari kegelapan menuju terang benderang) begitu juga Kang Dahlan, dari Kejumudan menuju Pembaharuan.
Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: