Asrama Puteri al-Tsarwah II Haurkuning |
Baitul Hikmah Haurkuning
Di puncak gunung terhampar sajadah panjang, hembusan udara sejuk, sayup-sayup mata memandang lembaran-lembaran matan kitab mulai tertutup tak kuat menahan rasa kantuk.
Gertakan, suara lantang, pukulan sorban sang kiai membuat kaget seluruh santri yang tertidur. Tiada lain hanya sebuah kasih sayang, agar meraih kesuksesan di masa depan.
Kun Himmataka Fil Tsuraaya, Wa Laa Takun Himmataka Fil Ardli al-Suflaa. Simpanlah cita-citamu setinggi bintang Suroya, jangan simpan cita-citamu dibawah tanah. Munculkan lah potensi dalam dirimu jangan kau kuburkan dalam rasa malumu.
Kiai sering berpesan, Ulama itu pikirannya penuh dengan ilmu, hatinya khasyah (takut) kepada Allah. Kiai mengajarkan kasih sayang, dan memberi kasih sayang. Membumikan ajaran, dan melestarikan kebudayaan.
Kiai itu pendidik, pencerah, Man Yandzuru Ilaa al-Ummah bi 'Aini al-Rahmah. Hamba Allah yang mendidik ummat dengan kacamata Rahmah, kasih sayang dan Cinta.
Bait-bait Syair Kalam Ulama dilantunkan terdengar kalimat; Wahua Bi sabqin haaizun tafdliila # Mustaujibun Tsanaai-ya al-Jamiila. Anugerah hanya untuk manusia yang lebih terdahulu, wajib untuknya segala pujian yang indah.
Ananda, Adinda, Kanda, para santri jangan merasa paling benar, jangan merasa paling pintar, karena masih ada langit di atas langit. Do'akan Guru kita, Kiai kita, merekalah Mustaujibun Tsanaaii yang wajib kita puji, kita agungkan, kita sisipkan namanya dalam doa dan sujud kita.
Ciputat, 12 Desember 2017
0 komentar: