Sunday, April 15, 2018

HUMOR GUS DUR (4)

Gus Dur tertawa



Gus Dur dikenal sebagain Ulama, politisi, intelektual, dan pelawak. Bagi nahdliyyin lawakan adalah cara mencerdaskan otak, karena lawakan atau komedi adalah hasil dari imajinasi pikiran kita. Gus Dur salah satu tokoh NU yang lawakannya cerdas dan bikin otak fresh, ini menandakan IQ Gus Dur yang di atas rata-rata.

Ini adalah humor Gus Dur bagian 4:



Guyon dengan Fidel Castro

Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden Indonesia, saat berkunjung ke Kuba. Saat itu dia bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.

Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur mengeluarkan jurus andalannya, joke.

Gus Dur lalu bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan itu.

Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.

Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.

“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”

Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.


Dua Gus Adalah Musuh Orba

Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati . Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek . Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri sendiri.

Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan.

Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia “dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga .

Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu “Gus” lagi yang tidak disukai pemerintah .

Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .

“Gusmao…,” ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.


Tiga Polisi Jujur

Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.

Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso).”

Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.


Obrolan Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa... 
setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya. 

Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"

Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?" 

"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya. 

Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya. 

Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?" 

"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut. 

Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur.

"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat. 

"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.


Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: