Friday, January 19, 2018

PENYAIR GILA DAN IMAM HUSSEIN


Lebih baik engkau memilih kalah (mengalah) sedang engkau sebagai orang yang bijak daripada engkau memilih menang, akan tetapi engkau sebagai pelaku kezaliman (Al-Hussein)

Jauh sebelum Bernard Lewis mengkritik teo-demokrasi ala Iran. Iran sudah menyimpan khazanah keilmuan Islam yang sangat istimewa. Perjalanan sejarah, pahit garam, manis madu telah dilaluinya peradaban besar yang selalu bersaing di setiap pertempuran. Sejarah kelam menyimpan kepedihan, terbunuhnya cucunda nabi pembawa risalah suci di tanah Karbala, Irak.

Sejarah itu masih utuh tercatat dalam karya-karya Ulama, seorang sejarawan senior bernama Ibnu Hisyam mencatat perjalanan Nabi dari mulai lahir hingga dikebumikan dalam karyanya Sirah Nabawiyah. Seorang ilmuwan Sunni bernama Imam al-Dzahabi penulis ensiklopedia Islam yang menjadi rujukan para cendekia berjudul al-A'lam al-Nubala secara jelas memaparkan rekaman kejadian Karbala dan perebutan tahta kekhalifahan.


Kejam. Sungguh terlalu kejam. Darah mereka tumpahkan demi kekuasaan, saudara diracuni demi melanggengkan kekuasaan, ummat dibunuh atas ambisi kekuasaan, genosida terbesar dalam sejarah Islam membantai cucunda Nabi dan para Syi'ahnya (pengikutnya).


Rekam jejak Muawiyah yang begitu kejam patut kah dikategorikan sebagai norma dan ajaran Islam? Ummat saat ini bingung menafsirkan ayat Udkhuluu Fil Silmi Kaaffah, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh. Apa yang di sebut Kaffah? Banyak orang menafsirkan masuk Islam secara Kaffah adalah mengikuti jejak pendahulunya menegakkan Khilafah yang silam penuh dengan pertumpahan darah.

Kaffah bukan seperti itu Bung!.

Hai Husein, Hati mereka bersamamu. Tetapi pedang mereka bersama Bani Umayyah 

Dalam Tafsir al-Amtsal diceritakan Seorang penyair gila dari Irak bernama Farazdaq menegur Imam Husein;

Yaa Hussein, Quluubunnaas Ma'aka. Wa Suyuufuhum Ma'a Banii Umayyata. Wal Qadlaa'u Yunazzilu Min al-Samaa'i, Wallahu Yaf'alu Maa Yasyaa'a!. 
(Hai Husein, Hati mereka bersamamu. Tetapi pedang mereka bersama Bani Umayyah "Muawiyah". Hukuman akan turun dari langit, dan Allah berbuat sesuatu yang ia kehendaki).

Hussein dengan tegas menjawab; Shadaqta Lillaahi al-Amru Yaf'alu Maa Yasyaa'a wa Kullu Yaumin Rabbuna Fii Sya'nin. 
(Anda benar! Bagi Allah urusan yang ia perbuat dan kehendaki, dan di setiap hari Tuhan kita ada dalam urusan)

Semua manusia waktu itu membawa legitimasi Tuhan masing-masing, bertindak dengan semena-mena dan amoral. Akan kah Negerimu ini Indonesia, tanah kelahiranmu, tempat kamu meminum air, tempat kamu mengunyah makanan, dan tempat kamu bersujud kembali ke masa silam "Penaklukan-penaklukan atas nama agama". Penyakit dalam lebih parah dari pada penyakit luar. Kanker stadium 4 lebih parah daripada tangan tersayat pedang.
Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: