Tuesday, August 1, 2017

ISLAM BERKEMBANG DI NEGARA SEKULER

Saya dulu sempat penasaran dengan sosok Mustafa Kemal Attaturk, banyak orang menyebutnya dengan Fir'aun Turki. Entah kenapa. Mungkin karena banyak masyarakat muslim Indonesia yang membaca sejarah Attaturk dari sebelah pihak atau bisa jadi karena trand pemikiran Ikhwanul Muslimin Hasan Al-Banna yang terbenam dalam pemikiran ideologi salah satu partai Islam di Indonesia. Sehingga memahami Islam itu adalah al-Daulah (Pemerintahan). Dan saya mengamini itu, memang betul pernah ada kekhalifahan Islam di muka bumi ini, khususnya di Jazirah Arab pada masa Khulafaur Rasyidin.
Dalam bahasa Turki, Attaturk artinya Bapak Bangsa. Nama Attaturk dikenal sebagai Tokoh Pemimpin Turki yang memerdekakan Turki dari dinasti Khilafahisme Turki Ottoman. Attaturk juga terkenal dengan bapak sekularisme Turki, dan sampai saat ini sekularisme di Turki masih relevan dengan adanya Turki Modern.
Bagi saya tidak masalah ideologi negara menganut paham sekularisme di negara yang notabene ummat Islam. Justeru Attaturk telah bersumbangsih terhadap dunia Islam telah mengenalkan sekularisme dalam Islam.
Dan saya baru sadar, ternyata dunia Islam seperti Turki juga bisa menerima paham sekularisme di negaranya. Apa kabar dengan Indonesia yang alergi dengan paham ini?.
Di negara sekuler Islam jauh lebih berkembang, coba anda pikir berapa ribu yayasan Turki di Indonesia? Berapa ratus mesjid yang di bangun dengan dana bantuan dari Turki di Indonesia? Siapa yang tidak kenal UICCI salah satu nama yayasan Turki yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Ini sekuler loh! Keren kan.
Bapak Bangsa kita presiden pertama Indonesia pun sangat mengagumi sosok Attaturk, karena Attaturk punya jasa mempersatukan Turki Modern. Dan atas dasar ini juga Hizbut Tahrir yang digagas oleh Taqiyuddin an-Nabhani ditolak mentah-mentah di negara Turki.
Apa kabar dengan Hizbut Tahrir Indonesia? Yang baru-baru ini mencela dan mencaci Recep Tayyip Erdogan, padahal dulu dipuja-puja loh!
x
Share This
Previous Post
Next Post

Alumni Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya. Darussunnah International Institute for Hadith Science, Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

0 komentar: