Tak enak kalau nulis tak diawali dengan sepucuk Syair, tak indah kalau orasi tanpa pakai yel-yel, tak elok ceramah tanpa pakai Nash, dan tidak Sah jika khutbah tanpa wasiat.
Diawali oleh Syair karya Syaikh Muhammad bin Hasan yang tersirat dalam karya Syaikh ar-Romahurmuzi (Bukan Romi Ketum Partai Persatuan Pembangunan) di Kitab Ta'lim al-Muta'allim. Secarik Syair itu berbunyi;
Ta'allam Fa Inna al-'Ilma Zainun Li Ahlihi # Wa Fadllun Wa 'Unwaanu Likulli Mahaamidi
Carilah ilmu pengetahuan, sesungguhnya ilmu adalah perhiasan bagi Ahlinya # dan ilmu adalah anugrah dan tanda-tanda bagi setiap yang terpuji.
Allah akan memuji dan mengangkat derajat orang berilmu, sebagaimana dalam Al-Qur'an;
Yarfa'i Allahu al-Ladziina Aaamanuu Minkum, wa al-LadIiina Uutuu al-'Ilma Darajaaat.
Dari kata ilmu Menurut Imam Bashrah (Syibawaih) bahwa asal kata itu adalah Mashdar, sedangkan Imam Kuffah (Kisa'i) berbeda pendapat, bahwa asal kalimat itu adalah fi'il.
Kembali ke kalimat asal bahwa Ilmu itu satu kalimat dasar yang nantinya memunculkan kalimat yang sama yaitu 'Alam (Kullu Syai'in haalikun Illa wajah; seluruh bentuk perkara "makhluk" yang akan hancur kecuali Tuhan), dan 'Alaamah (Tanda-tanda jelas).
Ilmu tidak selamanya didapat dengan proses pembelajaran, ilmu juga adalah cahaya dan anugrah. Oleh karenanya, Syaikh Muhammad bin Hasan berbicara ilmu adalah Zainun (Perhiasan), Fadllun (Anugrah), dan 'Unwanun/'Inwaanun (Ciri/tanda).
Ilmu yang didapat oleh proses pembelajaran itu ada di benak pikiran dan inilah yang disebut Zainun (perhiasan diri).
Ilmu yang berbentuk cahaya itu ada di hati itulah yang disebut Fadllun (Anugrah).
Kedua ilmu ini akan menjadi 'Inwaanun/Unwaanun (tanda-tanda) orang terpuji yang diangkat derajatnya.
Mudah-mudahan kita senantiasa dianugerahi ilmu yang luas dan bisa mengamalkannya.
x
0 komentar: